Connect with us

Today Criminal

Polda Lampung Gagalkan Peredaran 200 Kg Ganja Kering dalam Dua Minggu

Redaksi LT

Published

on

Lampung – Polda Lampung berhasil menggagalkan peredaran narkotika jenis ganja kering seberat 200 kilogram dalam kurun waktu dua pekan di bulan November 2024.

Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras tim gabungan satuan kerja Polda Lampung, termasuk kontribusi signifikan dari satuan lalu lintas dan direktorat lain seperti Ditintelkam, Propam hingga jajaran Polres/polresta.

Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika, menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran yang telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam memerangi peredaran narkotika di wilayah hukum Lampung.

“Kerja keras ini secara Guyub bersama sama sebagai bukti nyata komitmen kami untuk memberantas narkoba, sebagaimana amanat dari Kapolri dan sesuai dengan semangat Aska Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto,” ujar Irjen Helmy, Selasa (19/11/2024).

Operasi ini melibatkan penyelidikan intensif yang mencakup pemantauan jalur distribusi serta patroli dan razia di titik-titik strategis.

Dukungan dari satuan lalu lintas turut memperkuat pengawasan, membantu mengidentifikasi kendaraan yang digunakan dalam upaya penyelundupan,satuan intelkam mampu memberikan kontribusi data akurat hingga propam yang memberikan pengawasan dalam penanganannya.

Keberhasilan ini, menurut Irjen Helmy, tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Polda Lampung tetapi juga mempertegas komitmen kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dari ancaman narkotika.

“Kami akan terus meningkatkan sinergi antar satuan kerja untuk memastikan Lampung menjadi wilayah yang aman dan bebas dari peredaran narkoba,” tambahnya.

Masyarakat diimbau untuk turut serta dalam memerangi narkotika dengan melaporkan aktivitas mencurigakan ke pihak berwenang.

“Peran aktif masyarakat sangat diperlukan. Bersama kita bisa memberantas narkoba demi masa depan generasi bangsa,” tutup Kapolda Lampung.

Today Criminal

Tangkap Pelaku Curanmor di Bandar Lampung, Polisi Temukan 5 Paket Kecil Sabu

Redaksi LT

Published

on

Bandar Lampung – FA (33) tak berkutik saat petugas Polsek Tanjung Karang Barat meringkusnya, lantaran diduga terlibat dalam aksi pencurian sepeda motor. Di rumahnya, Polisi berhasil mengamankan 1 unit sepeda motor hasil curian merk Honda Beat warna biru dalam keadaan bodi depan terbongkar.

Tak hanya itu, petugas juga menemukan 5 paket kecil narkoba jenis sabu didalam jaket yang dikenakan oleh pelaku FA berikut alat hisap sabu didalam kamar tidur pelaku.

Pelaku ditangkap pada Minggu (8/12/2024), sekitar pukul 08.30 WIB, di rumahnya, Jalan Agus Salim, Sukadanaham, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung.

“Pelaku berperan membongkar rumahan kontak sepeda motor hasil curian, sedangkan dua rekannya, RH dan PE bertugas sebagai eksekutor,” Kata Kapolsek Tanjung Karang Barat, AKP Ono Karyono, Kamis (11/12/2024).

Dua pelaku utama yaitu RH dan PE saat ini masih dalam pengejaran petugas Kepolisian.

Terkait narkoba yang ditemukan di dalam jaketnya, Pelaku FA mengaku jika sabu tersebut milik rekannya RH.

RH dan PE berperan sebagai esekutor dalam menjalankan aksinya melakukan pencurian kendaaraan bermotor.

“Pengakuannya baru sekali ini, karena awalnya FA niatnya mau pinjem duit kepada pelaku RH, namun RH memberi tugas FA untuk membantu membongkar kontak motor hasil curian dengan iming iming akan memberikan uang sebagai upah,” jelas AKP Ono.

RH memberikan sebesar 500 ribu rupiah sebagai upah membongkar kontak sepeda motor.

Peristiwa pencurian ini sendiri terjadi pada Minggu (8/12/2024), dan diketahui oleh korban sekitar pukul 07.30 WIB, di Wisma Sudirman, Rawa Laut, Bandar Lampung.

Pencurian ini terungkap lantaran korban memasangkan GPS pada kendaraannya.

“Setelah dicuri, kemudian kami bersama korban menelusuri lokasi motor sesuai GPS, dan akhirnya motor tersebut berhasil ditemukan dan menangkap pelaku FA”, Jelas AKP Ono.

Selain pelaku, dalam perkara ini Polisi menyita 1 unit sepeda motor merk Honda Beat warna biru, 5 paket kecil sabu dan alat hisap sabu.(*)

Continue Reading

Today Criminal

Kejati Lampung Kembali Sita 1,48 Juta US$ Dari Kasus Dugaan Korupsi PT LEB

Redaksi LT

Published

on

BANDAR LAMPUNG—Kejati Lampung kembali menyita barang bukti berupa US$ 1.483.497,78 Dolar Amerika atau setara Rp 23.559.799.118.

Aspidsus Kejati Lampung, Armen Wijaya mengatakan pihaknya telah melakukan pemblokiran dan penyitaan terhadap mata uang asing sebesar US$ 1.483.497,78.

“Penyitaan mata uang asing itu dilakukan oleh tim penyidik dikarenakan terindikasi adanya penghapusan uang tersebut dalam laporan keuangan yang dilakukan oleh PT. LEB dan tidak tercatat di keuangan PT. LEB ,” Ujarnya saat konferensi pers di Kejati Lampung, Senin (09/12/2024).

Dirinya menjelaskan pengamanan dan penyitaan barang bukti itu dilakukan untuk meminimalisir kerugian negara dalam kasus tersebut.

“Dalam perkara ini, kami telah memeriksa sebanyak 27 orang saksi yang terdiri dari unsur PT. LEB, PT. LJU, PDAM Way Guruh Lampung Timur, Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur,” Ucapnya.

Armen mengungkapkan kasus tersebut masih dalam tahap pemeriksaan saksi-saksi untuk mencari dan mengumpulkan bukti guna mengungkap terang peristiwa tersebut. “Jadi total jumlah uang yang diamankan sekitar Rp 84 Miliar,” Imbuhnya.

Sebelumnya, Kejati Lampung melakukan penyidikan terkait perkara dugaan tindak pidana korupsi terhadap pengelolaan dana Participating Interest 10% (PI 10%) pada wilayah kerja Offshore South East Sumatera (WK OSES) senilai US$ 17.286.000.

Jumlah tersebut diterima Provinsi Lampung dari Pertamina Hulu Energi kepada PT. LEB sebagai anak usaha PT. LJU yang bergerak dibidang pengelolaan PI 10 persen di WK OSES sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM RI tentang Pengelolaan PI (Permen ESDM RI no. 37 Tahun 2016).

Tim penyidik Kejati Lampung juga telah melakukan rangkaian penyelidikan dan melakukan penggeledahan di Kantor PT. LEB dan 6 titik lainnya di wilayah Bandar Lampung dan Lampung Timur, termasuk rumah Komisaris dan Direktur PT. LEB.

Dalam penggeledahan itu, tim menemukan barang bukti berupa uang tunai dan beberapa dokumen, tim juga menemukan mata uang asing. Selain itu, motor dan mobil juga kami sita.

Untuk jumlah uang yang diamankan yakni Rp 670 juta rupiah dalam bentuk tunai, dalam bentuk suku bank Rp 1,3 miliar dan mata uang asing jika dikonversikan Rp206 juta sehingga total Rp 2.176.433.589.

Selain barang bukti, Kejati Lampung juga telah memeriksa 9 saksi dalam perkara tersebut diantaranya AS selaku Direktur LJU, DH selaku Dirut PT LJU, RMV selaku Kabiro Perekonomian Lamtim, MRT selaku Dirut PDAM Lamtim, RIM selaku Kabag Perekonomian Pemprov Lampung, AB selaku Plt. Kabag Umum Lamtim, IS selaku Sekretaris PT. LEB, AE selaku Dirut PT. LEB dan HW selaku Komisaris PT. LEB.(zld/tr)

Continue Reading

Today Criminal

Gerebek Safe House Narkoba di Bandar Lampung, Polisi Tangkap Pengedar dan Sita 6 Paket Sabu Siap Edar

Redaksi LT

Published

on

Bandar Lampung – Polsek Tanjung Karang Timur menangkap EFR (21), warga Jalan Dr. Harun, Kota Baru, Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. Saat ditangkap, Polisi menemukan 6 paket kecil narkoba jenis sabu siap edar di dalam dompet pelaku.

EFR ditangkap petugas pada Selasa (3/12/2024), sekitar pukul 13.30 WIB, di sebuah rumah kontrakan (bedeng), Jalan Adi Sucipto, Kebon Jeruk, Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung.

“Saat ditangkap dan digeledah, kami menemukan 6 paket kecil sabu dan 1 buah botol yang diduga digunakan oleh pelaku untuk mengkonsumsi sabu di dalam kamar rumah tersebut,” Kata Kapolsek Tanjung Karang Timur, Kompol Kurmen Rubiyanto, Sabtu (7/12/2024).

Kompol Kurmen menerangkan penangkapan ini berawal dari informasi masyarakat yang resah dengan praktik peredaran gelap narkotika di wilayah tersebut.

“Pelaku mengaku sudah 6 bulan terakhir menjalani bisnis haram tersebut, menjadi pengedar sabu,” Kata Kapolsek.

Kapolsek menambahkan pelaku EFR (21) mendapatkan pasokan sabu dari BM (DPO).

“Identitas penyuplai sabu ke EFR sudah kita kantongi, saat ini masih kita lakukan pengejaran,” jelas Kompol Kurmen.

Kurmen menambahkan Rumah kontrakan, Lokasi penangkapan pelaku EFR, kerap dijadikan safe house untuk bertransaksi narkoba dengan para pelanggannya.

“Pelanggan diarahkan pelaku ke rumah tersebut untuk mengambil barangnya,” Kata Kurmen.

Akibat perbuatannya tersebut, Pelaku dijerat dengan Pasal 114 sub Pasal 112 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.(*)

Continue Reading

Trending