Bandar Lampung — Di balik sunyinya meja birokrasi dan sepinya kotak saran pegawai, terselip satu nama yang kian hari makin sering dibisikkan di lorong-lorong kantor pemerintahan.
Ini bukan nama merek air mineral. Tapi namanya mulai bikin kisruh di kalangan para pejabat yang selama ini mengira semua baik-baik saja.
Randi Rosewandi disebut-sebut lebih tajam dari disposisi Gubenur dan lebih cepat dari mutasi yang katanya masih dalam draf. Kecepatan Randi bahkan sempat disamakan dengan notifikasi WA grup alumni: selalu datang lebih dulu dari informasi resmi.
Randi dikenal punya “keahlian khusus” yang tidak pernah diajarkan dalam diklat PIM, apalagi pada SOP kepegawaian. Ia spesialis bocor alus, ahli dalam menyampaikan informasi yang katanya rahasia, tapi entah kenapa bisa sampai ke meja orang yang belum berkepentingan.
Yang menarik, Randi Rosewandi ini juga punya kelebihan lain, wajah dua cermin.
Satunya dipoles untuk sang Kepala Inspektorat, satunya lagi kinclong menghadap si Gubernur.
Di depan Gubernur, Randi Rosewandi tampil seperti pegawai teladan penuh dedikasi, paling cepat bikin laporan dan katanya sangat menjaga netralitas birokrasi.
Tapi ketika berhadapan dengan Kepala Inspektorat, yang notabene punya posisi strategis, Randi mendadak berubah jadi loyalis garis keras. Bahkan. kalau disuruh pilih antara sumpah jabatan dan sumpah setia ke Kepala Inspektorat, Randi pasti minta dua-duanya dijadikan SK.
Randi sebagai “jalur fast lane birokrasi” — siapa yang dekat dengannya, bisa tahu info lebih cepat dari surat resmi. Bahkan, kabarnya beberapa rotasi jabatan sempat “bocor” ke luar lewat saluran tidak resmi, sebelum SK-nya ditandatangani.
Randi Rosewandi itu seperti WiFi di kantor. Nggak kelihatan, tapi koneksinya ke mana-mana. Kadang bikin nyaman, tapi sering juga bikin sistem error.
“Hati-hati, ada Randi effect.”
Artinya, Gubernur kudu waspada dengan rencana Randi Rosewandi, jangan sampe jadi penonton dan nurut dengan Randi Rosewandi.
Penulis : Fitriyanto
