Lampung Selatan – Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) sosialisasikan keamanan, mutu dan gizi jajanan dilingkungan sekolah.
Sasaran sosialisasi sendiri tertuju pada sejumlah sekolah dasar (SD) di Kabupaten Lamsel, dalam rangka peran serta pemerintah kabupaten Lamsel dalam bidang ketahanan pangan.
Menurut Kepala DKP Kabupaten Lamsel Ir. Yansen Mulya, sosialisasi tersebut dilakukan karena ada keprihatinan terhadap keamanan, mutu dan gizi jajanan yang dijual dilingkungan sekolah.
“Sekarang ini, banyak anak-anak yang mengandalkan jajanan di sekolah, jarang sarapan atau membawa bekal dari rumah. Padahal usia SD, adalah masa pertumbuhan pesat kedua setelah Balita,” beber Yansen Mulia, ditemui dikantornya, Senin (25/03/2019).
Dirinya mengatakan, jajanan dilingkungan sekolah belum tentu bisa dipastikan jajanan yang bergizi bagi para siswa. Maka dari itu, peran serta orangtua sangat diperlukan mengontrol jajanan anak-anaknya, salah satunya membiasakan membawakan bekal makanan bagi anaknya.
“Tadi sempat saya tanya jumlah uang jajan per hari ke siswa, jawabannya macam-macam ada yang Rp.2000,- bahkan ada yang Rp. 20.000 per hari. Kebiasaan jajan belum tentu baik, tadi saya sampaikan ke anak-anak, agar biasakan bawa bekal dari rumah,” kata Yansen.
Sementara itu, Kepala Bidang Mutu dan Keamanan Pangan, Hilmiyati mengatakan, pembinaan ini bertujuan untuk mengedukasi anak sekolah bagaimana memilih jajanan yang sehat dan bernutrisi.
“Seperti pentingnya sarapan sebelum berangkat ke sekolah serta siswa memiliki kesadaran untuk makan sayur. Pada sosialisasi ini kita utamakan makan sayur dan buah lokal. Karena hasil penelitian perguruan tinggi, sekitar 95,5 % anak dan dewasa tidak mengkomsumsi buah dan sayur, sementara buah dan sayur banyak mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh yang tidak dapat diproduksi secara alami oleh tubuh manusia,” ujarnya.
Lebih jauh Hilmiyati menambahkan, tahun ini pihaknya menargetkan dapat melakukan penyuluhan di 20 SD yang tersebar di 17 kecamatan.
“Pada sosialisasi ini selain siswa, kita juga mengikutsertakan pedagang kantin di lingkungan sekolah serta perwakilan guru. Harapannya siswa bisa memilih jajanan yang sehat, pedagang kantin menyediakan jajanan yang bergizi, guru bisa mengawasi dan mengontrol jajanan yang di jual di lingkungan sekolah. Kebersihan kantin juga menjadi konsen kita. Alhamdulillah sejauh ini, respon pihak sekolah sangat baik,” tutupnya. (Eko)