Pringsewu — Masa kanak-kanak, khususnya usia 60–72 bulan, merupakan fase emas yang sangat menentukan arah tumbuh kembang anak di masa depan, namun, tantangan seperti stunting, gizi buruk, dan keterlambatan perkembangan masih menjadi persoalan serius di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Pringsewu.
Merespons hal tersebut, sejak Januari 2025 telah dirancang sebuah program pengabdian masyarakat yang difokuskan pada peningkatan kapasitas orang tua dalam mendeteksi dan menstimulasi tumbuh kembang anak usia prasekolah.
Kegiatan ini secara resmi dilaksanakan bulan Mei 2025 dengan sasaran utama Orangtua Siswa Taman Kanak-kanak Aisyiyah 1 Pringsewu, di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung, “Terang Yusnita, Jum’at (02/05/2025).
Pengabdian masyarakat ini diinisiasi oleh Yusnita dari Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu bekerja sama dengan Diktilitbang PP Muhammadiyah.
Program ini mengusung pendekatan Nurturing Care sebagaimana dianjurkan WHO, dengan penekanan pada pengasuhan responsif dan keterlibatan aktif orang tua.
Dalam kegiatan ini, orang tua dibekali video edukatif, Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), dan modul stimulasi tumbuh kembang anak usia 60–72 bulan.
Media pembelajaran berbasis teknologi dipilih agar dapat diakses secara fleksibel dan berulang, sesuai prinsip belajar dalam teori behaviorisme.
“Orang tua adalah garda terdepan dalam mendampingi tumbuh kembang anak. Melalui pendekatan yang tepat dan edukatif, mereka dapat menjadi ‘superhero’ bagi buah hatinya,” ujar salah satu pelaksana program.
Dengan adanya program ini, “diharapkan orang tua semakin teredukasi dan terampil dalam melakukan deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang anak secara mandiri, sehingga angka gangguan perkembangan dan masalah gizi di masyarakat dapat ditekan secara signifikan, “Tutup Yusnita.